11 Februari 2013

Karena Aku Memilih Menunggumu

Dear my dearest Faldy..
Saat ini aku tak tahu dimana kau berada, apa yang sedang kau pikirkan, dengan siapa kau kini, tapi aku akan selalu berdoa agar kau selalu bahagia dengan apapun yang kamu miliki dan yang akan kau miliki.
Entah kenapa, ditengah kesibukanku sebagai siswi kelas 9, aku tiba-tiba teringat sosokmu, sosok yang setahun lalu mampu menghapus dukaku dari masa lalu, menghibur laraku dari masa lalu, dan membahagiakanku dari kesedihan masa lalu. Dan dengan senyum tipis serta sorot mata teduhmu, mampu membuatku tersadar bahwa semua luka yang telah dia torehkan di masa lalu kan terhapus olehmu. Tahukah kamu? aku kembali merasakan semua luka itu. Dan yang membuatku merasakannya adalah kamu, just you, amazing you..
Aku rindu kamu kak Faldy! Rindu dengan senyum khasmu yang selalu menyambutku di gerbang sekolah kita, rindu dengan tatapan matamu yang selalu kutemui di kantin sekolah kita, rindu dengan deretan rapi gigimu yang terlihat saat kau tertawa bersamaku di tempat-tempat yang membuat kita bisa saling pandang. Aku rindu denganmu yang saat itu masih mengenakan segaram putih-biru. Biasa. Namun buatku, itu momen yang selalu kutunggu dan selalu membuatku degdegan. Aku rela terlambat masuk jam pelajaran pertama hanya untuk menunggu sosokmu muncul di gerbang, aku rela kehilangan sebagian pelajaran demi izin ke toilet dan berakhir mematung di depan kelasmu. Aku yang selalu tak pernah berani menyapamu terlebih dahulu meskipun saat itu aku menjadi pacarmu. Aku malu, aku hanya cewek yang sangat biasa diantara cewek-cewek populer yang menjadi mantanmu. Itulah mengapa aku selalu berusaha agar kamu 'melihatku', apapun caranya. Berpura-pura kehabisan tinta pulpen dan meminta izin membeli yang baru di koperasi saat kelasmu sedang olahraga, meskipun itu membuat uang jajanku berkurang. Berpura-pura cuek saat aku melihatmu meskipun sebenarnya ekor mataku tak bisa berhenti menatapmu. Berpura-pura berurusan dengan 'tetangga' kelasmu agar aku bisa mencuri kesempatan lewat didepan kelasmu. Ah! Lucu ya? Aku berusaha setengah mati untuk berpura-pura, tapi tetap saja semua orang tahu maksud kepura-puraanku. Hingga akhirnya tanggal kelulusanmu, aku masih sempat-sempatnya berpura-pura agar kau bisa 'melihat'ku. Aku berpura-pura bingung, mondar-mandir tak menentu didepan sebuah mobil yang kutahu adalah mobil yang dikemudikan orang tuamu yang tentu saja menjadi mobilmu juga. Entah apa yang membuatku mampu melakukan hal gila itu, berdiri mematung didepan mobilmu dibawah terik panas matahari yang dimana kita sama-sama tahu, aku tak mampu berdiri lama diterik matahari. Tapi dengan bodohnya, aku terus saja berdiri mematung, berharap mata teduhmu melirik kearahku yang terlihat bodoh. Entahlah, sejenis bodoh atau gila, aku juga tak tahu pasti, yang aku tahu, i'd do anything for you. Hingga saat ini, aku tak kunjung menuturkan dan menorehkan segala perasaan ini, bukan berarti aku tak yakin dengan perasaanku, tidak! aku bahkan tak dapat mengelak dan menepis semua perasaan yang semakin hari semakin menyiksa batinku. aku juga tak tahu mengapa aku sangat mengangumi dan menyayangimu. Tak mudah bagiku mengakui semua kepadamu. Alasannya? Entahlah, aku sepertinya... Malu.. Entah malu karena aku mencintaimu ataukah malu karena wajahku tak secantik pacar dan mantan-mantanmu sebelumnya. Tapi apapun alasanku, aku tak pernah berpikir untuk berhenti melakukan semua hal yang kau anggap bodoh itu.. Yaa seperti mencintaimu, menyayangimu, merindumu, mengagumimu, mendoakanmu, memerhatikanmu, memikirkanmu, memimpikanmu, dan semacam itulah..

Jika suatu saat kamu membaca surat ini, ketahuilah, aku masih melakukan hal 'bodoh' itu, ada sesuatu dari dalam hatiku yang selalu memaksaku melakukannya. Aku juga tak tahu apa, tapi aku rasa 'sang pemaksa' itu adalah harapan dan mimpi-mimpi yang kau buatkan untukku tetapi pada akhirnya kau tinggalkan bersamaku. Hey! Tak usah berjuang untuk mematahkan cintaku, karena kaupun juga tahu aku takkan bisa berhenti melakukan itu. Kau tanya alasanku? Haha.. Untuk apa? Kau kan tahu dan selalu tahu apa alasanku :) Apalagi kalau bukan karena aku memilih menunggumu dalam diam :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar