Dear my dearest Faldy..
Saat ini aku tak tahu
dimana kau berada, apa yang sedang kau pikirkan, dengan siapa kau kini, tapi
aku akan selalu berdoa agar kau selalu bahagia dengan apapun yang kamu miliki
dan yang akan kau miliki.
Entah kenapa, ditengah
kesibukanku sebagai siswi kelas 9, aku tiba-tiba teringat sosokmu, sosok yang
setahun lalu mampu menghapus dukaku dari masa lalu, menghibur laraku dari masa
lalu, dan membahagiakanku dari kesedihan masa lalu. Dan dengan senyum tipis
serta sorot mata teduhmu, mampu membuatku tersadar bahwa semua luka yang telah
dia torehkan di masa lalu kan terhapus olehmu. Tahukah kamu? aku kembali
merasakan semua luka itu. Dan yang membuatku merasakannya adalah kamu, just
you, amazing you..
Aku rindu kamu kak Faldy! Rindu dengan senyum khasmu yang selalu
menyambutku di gerbang sekolah kita, rindu dengan tatapan matamu yang selalu
kutemui di kantin sekolah kita, rindu dengan deretan rapi gigimu yang terlihat
saat kau tertawa bersamaku di tempat-tempat yang membuat kita bisa saling
pandang. Aku rindu denganmu yang saat itu masih mengenakan segaram putih-biru.
Biasa. Namun buatku, itu momen yang selalu kutunggu dan selalu membuatku
degdegan. Aku rela terlambat masuk jam pelajaran pertama hanya untuk menunggu
sosokmu muncul di gerbang, aku rela kehilangan sebagian pelajaran demi izin ke
toilet dan berakhir mematung di depan kelasmu. Aku yang selalu tak pernah
berani menyapamu terlebih dahulu meskipun saat itu aku menjadi pacarmu. Aku
malu, aku hanya cewek yang sangat biasa diantara cewek-cewek populer yang menjadi
mantanmu. Itulah mengapa aku selalu berusaha agar kamu 'melihatku', apapun
caranya. Berpura-pura kehabisan tinta pulpen dan meminta izin membeli yang baru
di koperasi saat kelasmu sedang olahraga, meskipun itu membuat uang jajanku
berkurang. Berpura-pura cuek saat aku melihatmu meskipun sebenarnya ekor mataku
tak bisa berhenti menatapmu. Berpura-pura berurusan dengan 'tetangga' kelasmu
agar aku bisa mencuri kesempatan lewat didepan kelasmu. Ah! Lucu ya? Aku
berusaha setengah mati untuk berpura-pura, tapi tetap saja semua orang tahu
maksud kepura-puraanku. Hingga akhirnya tanggal kelulusanmu, aku masih
sempat-sempatnya berpura-pura agar kau bisa 'melihat'ku. Aku berpura-pura
bingung, mondar-mandir tak menentu didepan sebuah mobil yang kutahu adalah mobil
yang dikemudikan orang tuamu yang tentu saja menjadi mobilmu juga. Entah apa
yang membuatku mampu melakukan hal gila itu, berdiri mematung didepan mobilmu
dibawah terik panas matahari yang dimana kita sama-sama tahu, aku tak mampu
berdiri lama diterik matahari. Tapi dengan bodohnya, aku terus saja berdiri
mematung, berharap mata teduhmu melirik kearahku yang terlihat bodoh. Entahlah,
sejenis bodoh atau gila, aku juga tak tahu pasti, yang aku tahu, i'd do
anything for you. Hingga saat ini, aku tak kunjung menuturkan dan menorehkan
segala perasaan ini, bukan berarti aku tak yakin dengan perasaanku, tidak! aku
bahkan tak dapat mengelak dan menepis semua perasaan yang semakin hari semakin
menyiksa batinku. aku juga tak tahu mengapa aku sangat mengangumi dan menyayangimu.
Tak mudah bagiku mengakui semua kepadamu. Alasannya? Entahlah, aku
sepertinya... Malu.. Entah malu karena aku mencintaimu ataukah malu karena
wajahku tak secantik pacar dan mantan-mantanmu sebelumnya. Tapi apapun
alasanku, aku tak pernah berpikir untuk berhenti melakukan semua hal yang kau
anggap bodoh itu.. Yaa seperti mencintaimu, menyayangimu, merindumu,
mengagumimu, mendoakanmu, memerhatikanmu, memikirkanmu, memimpikanmu, dan
semacam itulah..
Jika suatu saat kamu membaca surat ini, ketahuilah, aku masih
melakukan hal 'bodoh' itu, ada sesuatu dari dalam hatiku yang selalu memaksaku
melakukannya. Aku juga tak tahu apa, tapi aku rasa 'sang pemaksa' itu adalah
harapan dan mimpi-mimpi yang kau buatkan untukku tetapi pada akhirnya kau
tinggalkan bersamaku. Hey! Tak usah berjuang untuk mematahkan cintaku, karena kaupun juga tahu aku takkan bisa berhenti melakukan itu. Kau tanya alasanku? Haha.. Untuk apa? Kau kan tahu dan selalu tahu apa alasanku :) Apalagi kalau bukan karena aku memilih menunggumu dalam diam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar